Minggu, 13 November 2011

PERANAN AIR TERHADAP TANAMAN ( I )


II.  AIR DAN PERANANNYA BAGI TANAMAN

“No water no living”,  pepatah tersebut menunjukkan begitu vitalnya peranan air bagi kehidupan mahluk hidup di alam raya ini.  Begitu juga air sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup tanaman dan hal ini sudah sangat diketahui oleh nenek moyang manusia sejak zaman peradaban budidaya tanaman ada.  Seberapa jauh peranan air pertumbuhan tanaman akan menjadi pokok bahasan dalam bab ini.
Air adalah komponen utama dalam tanaman hijau, yang merupakan 70 – 90 % dari berat segar dari kebanyakan spesies tanaman tak berkayu.   Sebagian besar air dikandung di dalam isi sel (85-90 %) yang berfungsi sebagai media yang baik untuk banyak reaksi biokimia.  Tetapi air juga mempunyai peranan lain dalam fisiologi tanaman yang keadaannya cukup unik sesuai dengan  sifat kimia dan fisika yang diperankannya.
Secara umum air mempunyai “universal function”  yaitu berperan sebagai pelarut bahan, sebagai alat transportasi bahan dan sebagai penyeimbang suhu tubuh tanaman. Serta sebagai bahan baku utama dari reaksi fotosintesis. Disamping itu tanaman mempunyai sifat fisik lain yaitu mampu mengatur kekuatan tegangan (tensil) dan viskositas yang sangat penting dalam transportasi air dalam jarak yang panjang dan dalam melarutkan bahan. 
Air merupakan pelarut yang sangat baik untuk tiga kelompok solute (bahan) biologis yang penting yaitu :
a.    Bahan organik, dimana air dapat membentuk ikatan hidrogen termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah, yang mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karboksilat dan protein berberat molekul tinggi (sitoplasma).
b.    Ion-ion bermuatan seperti ion-ion hara utama (K+, Ca2+, H2PO4-, NO3- dsb).  Molekul air dengan sebagian muatannya yang berorientasi terhadap sekitar ionnya sendiri untuk membesarkan, tetapi dengan mudah larut sebagai ion hidratasi.  Dengan jalan yang sama molekul air menjadi terikat sebagai ikatan bermuatan pada permukaan dinding sel tanaman, membran sel dan partikel tanah, memberikan lapisan yang terikat kuat dengan air. Suatu molekul yang tebal (Bernal, 1965).
c.    Molekul kecil seperti gas di atmosfer (O2, N2) yang agaknya dapat pindah mengisi lubang pada struktur yang agak terbuka dari air sebagai cairan (Crafts, 1968).


2.1   Konsep Air Tersedia

Dalam bahasan tentang air tanah, sering berhubungan dengan kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air. Kaitan dengan hal tersebut dikenal istilah Kapasitas Lapangan (Field Capacity) dan Titik Layu (Wilting Point).  Selain itu juga dikenal istilah Kapasitas Penyimpanan Air (KPA – Water Holding Capacity).
Kapasitas Penyimpanan Air merupakan jumlah air maksimum yang dapat disimpan oleh suatu tanah.  Keadaaan ini dapat tercapai saat pemberian air pada tanah berlebihan yang kemudian kelebihan air tersebut dibuang dan semua pori-pori tanah dalam kondisi terisi air. Karena itu kandungan air volume maksimum menggambarkan porositas total tanah dan bila dihubungkan dengan status energi air tanah potensial matriksnya = 0 (   =0)
Pada saat semua pori tanah terisi udara (tercapai kapasitas penyimpanan air maksimum), pemberian air dihentikan karena adanya gaya gravitasi gerakan air kebawah akan tetap berlangsung.  Gerakan ini makin lama akan makin lambat dan pada saat gerakan tersebut berhenti (2-3 hari) kondisi tersebut dinamakan dalam keadaan kapasitas lapangan. Apabila proses terjadinya kehilangan air dibiarkan terus berlangsung pada suatu saat akhirnya kandungan air tanah sedemikian rendahnya sehingga energi potensialnya sangat tinggi dan mengakibatkan tanaman tidak mampu menggunakan air tanah tersebut.  Hal ini ditandai dengan dengan layunya tanaman terus menerus oleh karena keadaan kandungan air tanah sangat rendah.  Kondisi seperti disebut dengan Koefisien Titik Layu (Wilting Point). Potensial matriks air tanahnya = - 1,5 Mpa  atau -15 bar atau pF 4,2.
Air tanah yang berada diantara kapasitas lapangan dan titik layu merupakan air yang dapat digunakan oleh tanaman, oleh karena itu disebut dengan air tersedia (available water).  Selain dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik jumlah air yuang dapat digunakan oleh tanaman juga dipengaruhi oleh kedalaman tanah dan sistem perakaran tanaman.  Catatan :  beberapa ahli ada yang kurang sependapat dengan konsep air tersedia dalam tanah, karena adanya perbedaan  potensial air disuatu tempat yang lain dimana air selalu bergerak.  Jadi sebenarnya keadaan keseimbangan pada kapasitas lapangan tidak pernah ada.  Disamping itu sering terjadi tanaman menunjukkan gejala kelayuan padahal tanah cukup tersedia air.   Hal ini terjadi karena kehilangan air dari tanaman lebih cepat dari pergerakan aiur di dalam tanah atau dari tanah sampai tanaman sebagai akibat dari proses evapotranspirasi yang sangat tinggi.

2.2.  AIR TANAH DAN PROSES PENGALIRAN KE TANAMAN

2.2.1.  Air Tanah
Keberadaan air di dalam tanah merupakan akibat dari adanya aktifitas proses peresapan massa tanah, molekul-molekul air tersebut menempati diantara pori-pori  mikro maupun makro yang terdapat pada padatan tanah. Peresapan atau tertahannya air didalam pori tanah karena adanya pengaruh gaya adhesi, kohesi dan gravitasi.  Pengaruh dari energi gaya-gaya tersebut membagi air dalam beberapa status :
a.     Air Higroskopis, yaitu air dalam status diserap  tanah dengan sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (pengaruh daya adhesi antara tanah dan air)
b.   Air dan Peranannya bagi Tanaman Air Kapiler merupakan status air di dalam tanah dimana pengaruh daya kohesi dan adhesi lebih kuat dari gravitasi.  Air dalam kondisi ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena adanya enegri potensial dalam gaya kapiler.  Sebagian air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman.  Apabila gaya adhesi antara cairan dan padatan tanah lebih besar dari pada gaya kohesi di dalam cairan itu sendiri serta lebih besar dari gaya tarik-menarik antar fase gas dan padatan maka sudut kontak (sudut hubungan) semakin meruncing, sehingga cairan dapat membasahi permukaan benda padat.
 Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut.  Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air di dalam tanah, sehingga semakin tinggi tegangan air berarti sxemakin kuat air ditahan didalam partikel tanah dengan kata lain semakin sulit air dimanfaatkan oleh tanaman.  Pada kondisi kering  pori-pori tanah relatif tidak banyak mengandung air, sehingga gaya adhesi yang terjadi lebih kuat terjadi.  Karena adanya daya tarik menarik antara partikel tanah dan air sangat kuat sehingga air menjadi “terikat” dalam partikel tanah dalam kondisi air sangat sulit dimanfaatkan oleh akar tanaman. Tetapi jika tanah dalam kondisi jenuh air semua ruang pori tanah terisi oleh air sehingga gaya adhesi dan daya tarik menarik menjadi lemah.  Dalam kondisi inilah air yang disimpan oleh tanah berada dalam status jumlah air maksimum. 

2.2.2.  Potensial Air Tanah
Di dalam tanah air  menempati ruang pori yang berada diantara partikel atau yang berada di dalam partikel tanah itu sendiri.  Dalam kondisi ini air tertahan di dalam ruang pori oleh berbagai energi yang berasal dari :
a.    Gaya tarik menarik antar molekul air
b.    Gaya kapileritas
c.    Larutan garam
d.    Absorbsi , dll.

Di dalam air sendiri mempunyai dua macam energi yaitu : a).  Energi Kinetik (Ek) merupakan energi yang dihasilkan akibat dari pergerakan molekul dari benda itu sendiri, yang besarnya sangat tergantung pada massa (m) dan kecepatan pergerakannya (v) secara  matematis dapat ditulis sebagai berikut :
                                                    Ek = ½ .m. v2
Dari persamaan tersebut jelas dapat diketahui bahwa energi kinetik air semakin meningkat dengan bertambahnya kecepatan pergerakan molekul.  b). Energi potensial (Ep) yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya perbedaan tempat kedudukan air standart (h) dan dipengaruhi pula oleh gaya gravitasi (g)  secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
  Ep = m g h  
Kecepatan pergerakan air di dalam tanah sangat lambat, sehingga energi kinetik air tanah sering diabaikan, sehingga energi air tanah ditentukan oleh energi potensialnya. Oleh karenaitu status energi tanah disebut potensial air tanah.  Sebagaimana telah diungkap diatas bahwa energi air tanah berasal dari absorbsi, akpiler, larutan garam dan gaya gravitasi.

2.2.3.  Proses Pengaliran Air Tanah ke dalam Tanaman
Keseimbangan air di dalam tanah dan besarnya evapotranspirasi tanaman merupakan suatu kondisi yang sangat menentukan keberhasilan tanaman. Proses pengaliran air dari dalam tanah menuju ke dalam tanah kemudian  di lepas ke udara sebagai air penguapan merupakan suatu proses yang menjadi suatu keharusan dan merupakan pula proses yang kontinyu (berkesinambungan) dan seolah-olah membentuk suatu siklus. 

2.2.  Pergerakan Air dari Tanah – Tanaman  - Atmosfer (Konsep SPAC)
Air bergerak di dalam tanah melewati tubuh kemudian dikeluarkan ke atmosfer dapat digambarkan sebagai suatu proses berkesinambungan atau sebagai suatu kontinum.  Pada suatu keadaan tertentu pada air terdapat berbagai energi potensial yaitu :
Ψt  = Ψm + Ψo + Ψg + Ψp ………………………………
Dimana  :
Ψt  =  potensial total
Ψm   = potensial matriks
Ψo  = potensial osmose
Ψg   = potensial gravitasi
Ψp  = potensial pressure (tekanan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar